Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teori Sosiologi Sastra dan Metode Penelitiannya

Teori Sosiologi Sastra

        1.     Sosiologi Sastra Menurut Wellek dan Warren

Rene Wellek dan Austin Warren dalam bukunya Theory of Literature (1990) mengklasifikasikan sosiologi sastra meliputi: (i) sosiologi pengarang, (ii) sosiologi karya sastra, dan (iii) sosiologi pembaca. 

           ·      Sosiologi Pengarang

Ini berkaitan dengan latar belakang pengarang seperti jenis kelamin, umur, tempat kelahiran, ekonomi, keyakinan, profesi, dan lain-lain.

           ·      Sosiologi Karya Sastra

Membahas mengenai isi karya sastra, tujuan karya sastra, dan hal-hal yang tersirat dalam karya sastra dan yang berkaitan dengan masalah sosial.

            ·      Sosiologi Pembaca

Pada hal ini berkaitan dengan masalah pembaca dan dampak karya sastra terhadap masyarakatnya.


    2.     Sosiologi Sastra Menurut Alan Swingewood

Alan Swingewood (dalam Yunus, 1986 c:1) yang membagi teori sosiologi sastra menjadi: (i) sosiologi dan sastra, (ii) teori-teori sosial tentang sastra, (iii) sastra dan strukturalisme, dan (iv) persoalan metode.

    3.     Sosiologi Sastra Menurut Ian Watt

Klasifikasi sosiologi sastra selanjutnya diungkapkan oleh Ian Watt (dalam Damono, 1978:3) mengklasifikasikan sosiologi sastra meliputi:

            ·      Konteks Sosial Pengarang

Dalam konteks sosial pengarang ini yang perlu dikaji adalah posisi pengarang dalam masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca. Dalam hal ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi si pengarang sebagai makhluk individu di samping isi karya sastranya.

            ·      Sastra sebagai Cermin Masyarakat

Dalam hal ini sejauh mana sastra mencerminkan keadaan masyarakatnya. Dengan demikian yang perlu diperhatikan adalah sastra mungkin tidak dapat dikatakan mencerminkan keadaan masyarakat pada waktu sastra itu ditulis. 

Sifat lain dari yang lain (seorang pengarang sering mempengaruhi pemilihan dan penampilan fakta-fakta sosial dalam karyanya).

            ·      Fungsi Sosial Sastra

Dalam hubungannya ini maka yang perlu diperhatikan: pandangan kaum romantik yang sangat ekstrim, kaum romantik beranggapan bahwa sastra sama derajatnya dengan karya pendeta atau nabi. 

Sastra harus berfungsi sebagai pembaharu atau perombak nilai-nilai sosial masyarakat, sastra bertugas sebagai penghibur belaka, sastra harus mengajarkan sesuatu dengan cara menghibur.

Metode Penelitian

  1. Metode Kualitatif

Metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang sifat-sifat suatu individu, keadaan atau gejala dari kelompok tertentu yang dapat diamati (Moleong, 2001: 3).

    2.     Metode Deskriptif

Menurut Nasir, metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem, pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang.

Sumber Referensi

Sutejo dan Kasnadi. 2016. Sosiologi Sastra: Menguak Dimensionalitas Sosial dalam Sastra. Yogyakarta: Terakata

Moh Nasir. 1998.  Metode Penelitian. Jakarta: Ghali Indonesia

Baca juga artikel lainnya di upbahasa.com


Admin
Admin Writer and Arabic Enthusiast

Post a Comment for "Teori Sosiologi Sastra dan Metode Penelitiannya"