Sejarah Penerjemahan di Arab
Penerjemahan di Masa Islam
Sejarah Penerjemahan di Arab. Penerjemahan merupakan tonggak kejayaan islam dalam kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Perkembangan bahasa arab dan dunia arab tidak lepas dari perjalanan islam itu sendiri. Arab dan islam tidak bisa dipisahkan karena orang arab berhubungan dengan islam.
Bahasa arab menjadi bahasa resmi di banyak negara. Sejarah Muhammad Ali Pasha kemudian memulai arabisasi dan menjadikan bahasa arab sebagai bahasa wajib sehingga itu berdampak pada kesusastraan dan penerjemahan.
Peran penerjemahan di dalam kebudayaan menjembatani suatu bangsa dengan bangsa yg lain antara kelompok dengan kelompok yg lainnya sampai suatu negara dengan negara yg lain. Aktivitas penerjemahan sudah ada mulai sejak zaman awal islam.
Ketika melakukan komunikasi itu sudah ada penerjemahan yang mana penerjemahan lisan yg awal. Penerjemahan lisan ketika melakukan komunikasi merupakan penerjemahan awal pada saat itu.
Penerjemahan memberikan hasil kepada islam sehingga menjadi pusat perkembangan keilmuan dan pembelajaran, observatorium, dll itu berawal dari sebuah penerjemahan. Pada masa khalifah Harun ar-Rasyid tokoh-tokoh islam memiliki pengetahuan yg banyak dan kuat dalam berbagai bidang.
Islam mencapai masa keemasan melalui penerjemahan bahkan banyak ilmu yg ditemukan oleh orang-orang arab.
Penerjemahan Masa Rasulullah SAW
Bersifat individu yang mana setiap orang wajib untuk belajar. Rasulullah Bersabda yang artinya:
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah. (H.R. Ibnu Majah No.224 dari Anas bin Malik R.A. di shahikan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah: 183 dan Shahih At Targhib: 72).
Selain itu, pada zaman Rasulullah terdapat transfer ilmu pengetahuan dan kebudayaan bangsa lain ke dalam dunia islam. Nabi Muhammad pernah berkirim surat kepada dua penguasa, yakni Kaisar Negus dari Abyssinia dan Kaisar Heraklius dari Bizantium.
Salah satu penerjemah yang terkenal pada masa itu yaitu Zaid Bin Tsabit yang memiliki peran penting dalam menerjemahkan surat yang dikirim oleh Nabi kepada raja-raja asing, Persia, Suriah, Roma dan Yahudi, dan juga menerjemahkan surat-surat yang dikirim oleh para raja-raja tersebut kepada Nabi
Penerjemahan Pada Masa Umayyah
Dinasti Umayyah merupakan masa permulaan sejarah peradaban islam. Pada saat itu penerjemahan masih bersifat individual; inisiatif pribadi para ahli ilmu. Lebih pada buku-buku kedokteran dan kimia.
Pada zaman itu, Khalifah Khalid bin Yazid bin Muawiyah (704-708M) dianggap pelopor penerjemahan di kalangan bangsa Arab pada abad permulaan Hijriyah dan masa kekuasaannya dianggap sebagai masa penerjemahan pertama dalam dunia Islam.
Peran khalifah Khalid dalam hal penerjemahan menjadikan eropa berkembang dari islam. Kemudian berlanjut pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Penerjemahan Pada Masa Abbasiyah
Pada masa itu penerjemahan adalah pekerjaan yg menjanjikan. Bahkan mereka dijadikan sebagai tangan kanan di lingkungan istana/khalifah.
- Pada Masa Khalifah Al-Manshur
Pada masa itu, materi yg diterjemahkan dan jumlahnya bervariasi. Berbagai ilmu diterjemahkan seperti matematika, kedokteran, dan kebudayaan. Bahasa Persia, suryani, Yunani, India, dll diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. - Pada Masa Khalifah Harun ar-Rasyid
Penerjemahan bukan hanya orang islam. Justru sebagian besar penerjemah adalah orang Nasrani, Yahudi, dan orang-orang yang baru masuk Islam karena terbuka bagi ilmu pengetahuan dan ahli tanpa menghiraukan kebangsaan atau agama mereka.
Dibuka perpustakaan di Baghdad yang penuh dengan karya-karya asli dari bhs Yunani, Sansekerta, dan Parsi berikut terjemahannya. Ada perpustakaan besar yaitu Baitul hikmah.
- Pada Masa khalifah Al-Makmun
Mengembangkan Baitul hikmah didukung oleh keuangan negara. Memberikan wakaf uang untuk pengembangan ilmu. Dan juga menjadi Lembaga riset, pusat kajian, pemgembangan ilmu astronomi. Dan juga ilmu-ilmu yg lain. Menjadi pusat pendidikan dan banyak sekolah-sekolah dibuka.
Penerjemahan Al-Qur'an
Penerjemahan al-Quran dilakukan karena mereka ingin memahami al-Quran. Terjemahan pertama kali ke dalam Bahasa Persia yang dilakukan oleh Salman yang menerjemahkan surat Al-Fatihah untuk Muslim Persia.
Penerjemahan Al-Qur’an secara lengkap pertama kali dilakukan pada 884 M di Alwar (Sindh, India sekarang bagian dari Pakistan). Penerjemahan atas perintah Khalifah Abdullah bin Umar bin Abdul Aziz untuk memenuhi permohonan penguasa Hindu, Raja Mehruk.
Shah Rafiuddin dan Shah Abdul Qadir menerjemahkan Al-Qur'an secara lengkap ke dalam bahasa Urdu. Pada tahun 1936, barulah terdapat terjemahan Al-Qu’ran ke dalam 102 bahasa yang ada di dunia.
Menerjemahkan Al-Qur’an tidak seperti menerjemahkan biasanya, karena Al-Quran merupakan mukjizat dan tidak bisa diterjemahkan sebagai pengalihan bahasa atau bahkan duplikasi.
Penerjemahan di Negara Arab 1930 - 1940
Tahun 1930-1940 penerjemahan berkembang pesat. Dari bahasa inggris dan prancis ke bahasa arab yang dipelopori oleh Rifaat at-Tahtawi dkk. Bidang yang diterjemahkan yaitu sastra, seni, dan sains.
Penerjemahan di Negara-Negara Arab 1950 - Sekarang (Abad 20)
Lahirnya lembaga atau pusat penerjemahan seperti Pusat Penerjemahan Nasional (Kairo), Organisasi Arab untuk Terjemahan (Beirut), Pusat Penelitian dan Kajian Kebijakan (Doha / Beirut), Yayasan Pemikiran Arab (Beirut), Pusat Penerjemahan Nasional (Tunis),
Institut Terjemahan Tinggi ( Aljazair), Kalimah (Abu Dhabi), ditambah perguruan tinggi penerjemahan di universitas Arab yang menjadikan spesialisasi terjemahan sebagai inti dari pengajaran, penelitian dan praktik di dalamnya.
Lahirnya lembaga khusus yang didirikan untuk memberikan hadiah di bidang penerjemahan seperti penghargaan nobel untuk karya sastra dan sebagainya.
Referensi: Ditulis dari mata kuliah Sastra Arab Terjemah dosen pengampu Dra. Uswatun Hasanah, M.A
Baca juga artikel lainnya di upbahasa.com
Post a Comment for "Sejarah Penerjemahan di Arab"